karena menyayangimu bukan hal yang tidak menyenangkan,
boleh kan aku selalu sayang kamu?
seperti utopia,
bertemu denganmu bukan hal mudah bagiku.
kalau mau dikatakan klise,
aku memilih untuk tidak sama sekali bertemu denganmu dan melanjutkan hidupku dengan mimpi-mimpi tabu bagi ibu
mendewasakan diri sendiri, sendirian. menjadi kaya, banyak harta. mengadopsi anak-anak lucu, yang ditinggal bapak ibu. menjadi bahagia, menjalani hari-hari dengan hati yang memilih untuk mati dan tidak mau jatuh cinta.
lalu kau datang,
seperti apa yang orang tua bilang, pasti ada maksud dibalik pertemuan.
awalnya aku enggan,
tapi ternyata harapan itu bisa diemban,
ingat kita pernah berjanji untuk tidak saling melukai?
saling melukai diri sendiri, maksudnya.
aku tidak melukai aku,
kau tidak melukai kau.
namun sulit, ternyata yang mau bangkit dari pahitnya masa lalu
dan hal yang sudah tau tidak bisa kita gapai hanya aku.
yang rela dan berani membuka hati lagi hanya aku.
aku berani karena aku tahu ini yang terakhir,
karena aku menumpahkan seluruh hidupku pada pilihan ini
karena aku tahu, jika kita usai, aku meninggal, hatiku akan berjelaga,
apa yang lebih menyakitkan dari mati? hampir mati
apa yang lebih menyakitkan dari mati? hampir mati
hatiku akan hampir mati, namun tidak bisa sembuh lagi.
kembali lah lagi aku mengukir mimpi-mimpi tabu itu.
aku juga takutkan apa yang kau takutkan.
aku juga takut jika aku mulai untuk jatuh cinta pada orang lain,
kau yang hidup tapi mati akan selalu ada di hati ini.
aku tidak mau orang lain merasakan hatinya begini.
aku tahu rasanya,
seperti putus asa,
hampir mati, jauh lebih menyakitkan dari mati
kau sudah dimiliki hatiku,
terkubur hebat dengan batu mirip piramida
tidak bisa digali lagi, mayat itu tidak bisa diambil lagi.
aku tidak mau jatuh cinta lagi,
itu pilihanku.
aku tidak mau jatuh cinta lagi pada orang lain.
sudah, kau saja.
kau saja sudah cukup.
Seperti hari Rabu,
Hari tengah minggu, yang biasanya paling lelah
Kau tiba-tiba saja ada,
Membantu memilih,
Bibit apa yang cocok untuk musim penghujan ini
Eh,
Eh,
Aku bahagia karena pilihan kau dan pilihanku sama
Tentu yang paling pertama setelah kita mencoba melihat 18 bibit lainnya
Kau tertawa karena keplin-planan kita,
Aku sedikit sebal, tapi tidak apa-apa, yang penting ketemu mau bibit apa
Waktu yang terbuang pun rasanya tak apa,
Padahal aku tidak suka yang sia-sia
Baru denganmu saja sia-sia kumaafkan
Oh, tanpa sadar sudah hari Minggu
Harusnya kita beristirahat hari ini,
Tapi kau bilang akan datang membantuku menanam,
Jadi ku iya kan saja,
Kau datang dengan perkakas lengkap,
sudah lama rasanya, ada yang ingin bekerja seniat ini.
sudah lama rasanya, ada yang ingin bekerja seniat ini.
Aku mau percaya padamu hari ini
Aku mau mulai percaya pada orang lain lagi hari ini
Aku mau mulai percaya pada orang lain lagi hari ini
Aku memulai dengan perasaan hangat yang aku rindukan
entah terakhir kalinya kapan aku begini,
sembari menanam,
aku menceritakan semua kisahku pada kau,
seperti sudah kenal lama, ya?
boleh kan aku begini lagi?
aku sudah lama berkebun sendiri,
yang ditanya diam saja.
hanya ada semilir angin melewati pipi.
Nah, selesai.
aku menepuk tanganku yang penuh tanah,
ayo kita siram
yang diajak diam saja.
Tuan?
Menolehlah aku ke belakang,
sembari menyipit aku melihat punggungmu di sana,
iya, kau berjalan ke arah yang berlawanan
Kau mau ke mana?
Aku kira kau mau membantuku menyiramnya?