Temui aku di sini

Saya terjebak.
Bagaimana tidak?
Dunia saya adalah dunia penuh obrolan maya manusia-manusia nyata,
tapi saya benci dunia itu.
Teramat buat saya mabuk sampai mati rasa adalah,
manusia-manusia nyata itu sendiri.
Manusia-manusia nyata, tapi nyatanya lebih maya.

Hanya sedikit, mungkin separuh dari isi rumah.
Yang tersisa, untuk sekadar bertanya,
sudahkah makan, minum, sakit hati, bahagia, sehat kah, ingin mati, cemburu, merasa kotor, penuh dosa, pulang, istirahat, tidur, berpeluh, sembuh, jangan jadi brengsek, dan gumam-gumam yang tidak perlu kalian baca di sini.
Pokoknya tidak perlu. Rahasia. 

Saya tau saya tidak baik saja,
saya bisa bilang saya sudah tidak ada di bumi lagi,
tidak berpijak,
namun tidak lepas dari sini pula.

Saya bukan ingin mengeluh,
saya hanya merasa penuh peluh.
Peluh yang bahkan tidak dihasilkan karena mengangkat-angkat beban berat.
Beban di sini, iya, di kepala, itu yang berat.
Hati? Saya sudah tidak tau dia pergi kemana,
seingat saya dia pamit,
katanya tidak mau dia saya koyak lagi.
Saya jahat, katanya

Saya hanya ingin merindu,
gemar saya hanya mereka-reka wajahmu,
yang maya, namun paling nyata.




You May Also Like

0 comments