Peran Antagonis

dulu, tanpa kau mempertimbangkan,
semudah itu,
peran antagonis kau lakoni

Tiap hari,
tiap detik jarum jam berbunyi
aku berteriak dalam hati
mempertahankan semua yang aku gantung
harapan, kasih, ekspektasi..

Mengeluarkan semua dalih,
meyakinkan dunia bahwa kau,
kau, tidak pernah sekalipun,
berniat, 
dengan sengaja melakoni peranmu itu

Meringis sendirian,
memeluk lutut tiap malam,
meringkuk, menangis, meminta pertolongan
apa yang kudapat?
ketidakpercayaan

bukan aku mau untuk pamrih,
tapi aku mempertanyakan
kemana cinta yang kau punya itu pergi?
habiskah?
atau terlalu kah?
atau dicuri oleh rasa iri?

sampai akhirnya hanya sisa yang kurasa,
bahkan aku tak yakin, itu cinta
atau rasa iba?
sampai tiba saatnya sekarang,
aku lah yang melakoni peran itu
peran antagonis,

ketika kamu menjalankan peranmu yang baru,
peran protagonis
dengan lawan main protagonismu,
cintamu yang baru

You May Also Like

0 comments