kamu menatap genangan,
kamu meringis, ketakutan
aku berlaku tidak adil,
aku akhirnya sendiri, menggigil
terakhir kali aku bilang
"aku mencintaimu"
aku tidak mendengar kalimat apapun lagi setelahnya
sadar alam bawah sadar sadar alam tidak sadar
sadar alam bawah sadar alam tidak sadar alam bawah sadar sadar.
tertanam memang, sudah mengakar
ketakutan
ketakutan
ketakutan
aku dimakan ketakutan!
anak ibumu mengatakan pada segumpal darah yang menjadi boneka-boneka peran-peran-peran-peran,
"masih kah kau ingin kelabu? atau sudah membiru? lebam kah? atau sudah terlanjur nanah?"
sampai saat ini aku tidak mengerti,
luka itu
luka-luka itu
siapa yang buat?
kenapa sembuh tidak kunjung?
kenapa luka semakin melebar?
siapa yang bisa?
siapa yang aku percaya akan bisa?
bisa kah?
bisa kah?
BISA KAH?
sadar alam bawah sadar alam tidak sadar alam bawah sadar sadar.
tertanam memang, sudah mengakar
ketakutan
ketakutan
ketakutan
aku dimakan ketakutan!
anak ibumu mengatakan pada segumpal darah yang menjadi boneka-boneka peran-peran-peran-peran,
"masih kah kau ingin kelabu? atau sudah membiru? lebam kah? atau sudah terlanjur nanah?"
sampai saat ini aku tidak mengerti,
luka itu
luka-luka itu
siapa yang buat?
kenapa sembuh tidak kunjung?
kenapa luka semakin melebar?
siapa yang bisa?
siapa yang aku percaya akan bisa?
bisa kah?
bisa kah?
BISA KAH?
there was a story,
and you were in it, as a main character
an actor that always be remembered by everyone.
and I was the third parties character,
that never had a role
to have your smile in that story
to be the reason you were in there, in the story.
you know what the sad part is?
I was there,
and the reason why I was there
is you,
the main character
karena,
akankah jauh lebih mudah,
jika kamu adalah orang yang kubenci?